Minggu, 17 Juni 2012

Taman Nasional Gunung Leuser ( Bukit Lawang )



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                  Bukit Lawang telah lama dikenal sebagai daerah kunjungan wisata, baik oleh kalangan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Bukit Lawang terletak di desa Bukit Lawang, kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat. Bukit Lawang merupakan salah satu pintu masuk kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Potensi wisata yang menjadi daya tariknya antara lain Orangutan, panorama yang indah, hutan alam yang asri yang sangat menarik buat wisatawan untuk melakukan trekking, rafting, caving dan lain-lain kegiatan wisata yang berbasis kepada alam bebas dan menguji adrenalin para wisatawan. Selain itu, berbagai jenis flora dan fauna yang diantaranya tergolong langka, merupakan daya tarik tersendiri untuk menunjang kegiatan wisata, khususnya ekowisata. Berkat potensi tersebut, saat ini Bukit Lawang telah menjadi kawasan wisata  yang terkenal sampai keluar negeri. 
                  Salah satu ”point of interest” atau obyek yang menarik kalau berkunjung ke sana adalah kehidupan orangutan. Bukit Lawang sebagai pusat rehabilitasi orangutan didirikan pada tahun 1973. Terdapat sekitar 5.000 orangutan menempati area tersebut. Tujuan utama pusat rehabilitasi ini adalah untuk melestarikan populasi orangutan yang semakin berkurang akibat perburuan, dan perdagangan. Taman wisata Bukit Lawang juga memberikan banyak keindahan yang dapat memanjakan mata para wisatawan, hal ini dapat dilihat dari panorama alam yang indah dengan sungai yang jernih serta keberadaan Orangutan Sumatra yang memang menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung
                  Di Taman Wisata Bukit Lawang juga dapat dijumpai beberapa jenis tumbuhan dan satwa seperti kantong semar, meranti, keruing, damar laut, anggrek hutan, rafflessia, bunga bangkai, cendawan harimau, anekaragam kupu-kupu, orangutan, siamang, beruang madu, kambing hutan dan lainnya yang merupakan khas hutan hujan tropis. Hal-hal tersebut diatas membuat obyek wisata ini tidak pernah sepi dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatwan mancanegara. Dengan daya tariknya tersendiri ini, bayak wisatawan yang tidak pernah bosan untuk berkunjung lagi dan menjadikan obyek wisata ini sebagai obyek wisata wajib untuk dikunjungi, khususnya bagi wisatawan asli dari Sumatera Utara.
                  Sebagai obyek wisata terkenal di Sumatera Utara, tentu terdapat masyarakat disekitar obyek wisata ini yang turut membantu dalam menjaga stabilitas alam di kawasan ini. Mata pencaharian masyarakat di Bukit Lawang umumnya adalah petani dan pedagang. Beberapa  fasilitas akomodasi berkembang pesat disini terutama sebelum terjadinya krisis ekonomi. Keberadaan fasilitas akomodasi ini mutlak  diperlukan  untuk menampung para turis. Disamping itu, masyarakat sekitar yang sudah terbiasa bergaul dengan para wisatawan dan terlibat langsung dalam kegiatan wisata merupakan kekuatan lain yang sangat menunjang kegiatan wisata. Beberapa contoh keterlibatan masyarakat tersebut antara lain adalah sebagai pemandu wisata, pedagang souvenir, pedagang makanan, karyawan hotel, dan lain-lain.
                  Di mana mereka yang bekerja sebagai petani dapat menjual hasil taninya dan berdagang barang-barang yang menjadi cenderamata yang dapat dibeli para pengunjung secara langsung. Budaya di Bukit Lawang heterogen, tidak ada yang dominan antara suku Melayu, Karo, Jawa dan Batak, mereka semua dapat hidup berdampingan dalam menjaga kelestarian alam daerah mereka. Bagi wisatawan yang belum pernah berkunjung ke Bukit Lawang, tidak perlu khawatir karena di Bukit Lawang banyak tersedia para pemandu wisata lokal berpengalaman, bagi pengunjung yang membutuhkan pemandu selama melakukan petualangan di Bukit Lawang, dapat menghubungi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bukit Lawang. HPI dan juga pondok-pondok penginapan di Bukit Lawang menyediakan pilihan paket-paket wisata yang menarik dengan harga terjangkau.

1.2  Latar Belakang Masalah
1. Apakah keistimewaan dari obyek wisata ini?
2. Apakah kekurangan  dari obyek wisata ini?
3. Bagaimana cara melakukan pemasaran bagi kawasan wisata ini?

1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan uraian pada latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Untuk mengetahui keistimewaan dari obyek wisata Bukit Lawang
2. Untuk mengetahui kekurangan dari obyek wisata Bukit Lawan
3. Mencari tahu cara melakukan pemasaran bagi kawasan wisata ini

1.4 Ruang Lingkup Penelitian
                  Dalam penelitian tentang obyek pariwisata Taman Nasiona Gunung Leuser atau yang lebih dikenal dengan Taman Wisata Bukit Lawang yang terdapat di Sumatera utara ini, penulis akan menjabarkan tentang sejarah obyek wisata taman nasional gunung leuser, keistimewaan dan kekurangan dari obyek pariwisata ini, serta mencari tahu cara memasarkan kawasan wisata Bukit Lawang.




BAB 2
KAJIAN TEORI
                   2.1 Sejarah Taman Nasional Gunung Leuser ( Bukit Lawang )
                    Seacara yuridis formal keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser untuk pertama kali         dituangkan dalam Pengumuman Menteri Pertanian Nomor: 811/Kpts/Um/II/1980 tanggal 6 Maret 1980 tentang peresmian 5 (lima) Taman Nasional di Indonesia, yaitu; TN.Gunung Leuser, TN. Ujung Kulon, TN. Gede Pangrango, TN. Baluran, dan TN.         Komodo. Berdasarkan Pengumuman Menteri Pertanian tersebut, ditunjuk luas Taman Nasional Gunung Leuser adalah 792.675 ha. Pengumuman Menteri Pertanian tersebut ditindaklanjuti dengan Surat Direktorat Jenderal Kehutanan Nomor: 719/Dj/VII/1/80, tanggal 7 Maret 1980 yang ditujukan kepada Sub Balai KPA Gunung Leuser. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa diberikannya status kewenangan pengelolaan Taman Nasional Gunung Leuser kepada Sub Balai KPA Gunung Leuser. Diterimanya Warisan Hujan Tropis Sumatera ke daftar Situs Warisan Dunia  pada tahun 2004, membuat Taman Nasional Gunung Leuser juga masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO (http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung leuser).
                    Taman Wisata Gunung Leuser adalah sebuah kawasan hutan konservasi. Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi dengan ketinggian 3404 meter di atas permukaan laut. Taman nasional ini meliputi ekosistem     asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,pariwisata, dan rekreasi.
                    Kendati Tanman Nasional Gunung Leuser termasuk kawasan konservasi tidak berarti tidak dapat dimanfaattkan. Dalam hal, ini konservasi berarti pemanfaatan secara bijaksana, yang menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Defenisi konservasi menurut International Union for Conservation of Nature and natural Resources      adalah pengelolaan penggunaan manusia atas biosfer, sehingga dapat menghasilkan maanfaat berkelanjutan yang besar pada generasi sekarang dan memelihara potensinya untuk generasi mendatang. Dengan demikian konservasi mencakup pelestarian, pemeliharaan, pemanfaatan berkelanjutan, pemulihan dan peningkatan mutu lingkungan alamiah (McNeely, 1992:11). Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu : a. perlindungan sistem penyangga kehidupan; b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; c. pemanfaatan secara lestari sumber dayaalamhayatidanekosistemnya(http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_G unung_Leuser).

2.2 Keistimewaan Taman Nasional Gunung Leuser
                    Taman Nasional Gunung Leuser atau TNGL merupakan panorama alam dan “paru-paru” dunia yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia  sebagai cagar alam nasional sejak tahun 1980 dan ditetapkan sebagai warisan  dunia (Cagar Biosfir) oleh UNESCO pada tahun 2004. TNGL berada di lahan seluas 792.675 hektar, diketinggian 3404 meter di atas permukaan laut dengan temperatur  udara 21° – 28° C.
                    Sebagai  obyek wisata alam Taman Wisata Nasional memiliki keistimewaan akan alamnya yang tidak banyak terdapat di obyek wisata lain, keistimewaannya ini dapat dilihat dari Hutan Gunung Leuser yang sangat lebat, berkhas hutan pantai  dan hutan hujan tropis. Di dalamnya terdapat beberapa sungai, danau, sumber  air panas, lembah, dan air terjun. Ekosistem alamnya sangat indah dan beragam  yang meliputi dataran rendah (pantai) hingga pengunungan. Terdapat beragam satwa langka yang dilindungi, seperti kucing hutan, harimau Sumatera, rangkong, Orangutan (yang menjadi daya tarik utama), siamang, ular,  kupu-kupu, burung, gajah Sumatera, badak Sumatera, kambing hutan, dan rusa  sambar. Selain itu, terdapat tumbuhan langka, seperti bunga raksasa “Rhizanthes  zippelnii” yang berdiameter 1,5 meter, bunga raflesia, dan daun  payung raksasa.
                    Ada enam lokasi utama wisata di Taman Nasional Gunung  Leuser, yaitu Obyek wisata lain yang menjadi keistimewaan dari Taman Nasional Gunung Leuser yang dapat dikinjungi adalah :

Bohorok atau Bukit Lawang yang terkenal sebagai kawasan konservasi orang utan;
Kluet yang terkenal dengan wisata goa dan wisata bersampan di danau dan sungai; Gunung Leuser yang sering digunakan untuk lokasi wisata petualangan mendaki dan memanjat gunung;
Sungai Alas yang sering digunakan sebagai lokasi wisata olah raga arum jeram;
Sekunder yang sering dijadikan tempat perkemahan, melakukan pengamatan satwa dan wisata goa; dan 
Gurah, sebagai lokasi untuk menikmati panorama alam yang sangat indah dengan  beragam tumbuhan unik dan langka, sekaligus tempat pengamatan berbagai satwa  langka yang dilindungi.
Ketambe dan Suak Belimbing. Penelitian primata dan satwa lain yang dilengkapi rumah peneliti dan perpustakaa.

2.3 Kekurangan Taman Nasional Gunung Leuser ( Bukit Lawang )
                    Walaupun Taman Nasional Gunung Leuuser ( Bukit Lawang ) sudah dikenal sampai ke dunia internasional, obyek wisata ini masih memiliki kekurangan di mana bayaknya pihak yang tidak bertanggung jawab yang melakukan penebangan liar yang mengakibatkan banyak Orangutan Sumatera yang direhabilitasi disini, harus kehilangan tempat tinggalnya dan hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya populasi Orangutan ini. Measkipun pemerintah dan masyarakat sekitar sudah berusaha untuk menjaga agar kelangsungan hidup ekosistem alam tetap terjaga dengan melakukan pengamana secara intensif di dalam hutan, untuk mencegah kejahatan orang yang tidak bertanggung jawab, tapi masih saja hal ini dapat luput dari pantauan mereka, di mana banyak yang berpendapat bahwa hal ini dapat terjadi, karena adanya kerjasama antara pemerintah dengan mereka yang mempunyai kekuasaan untuk melakukan tindakan kriminal, baik penebangan hutan secara legal maupun perburuan Orangutan di kawasan ini.
                    Hal ini pun berdampak terhadap hilangnya keindahan alam yang sudah lama menjdai ciri dari obyek wisata ini. Ketidakbertangjawabnya orang-orang tersebut mengakibatkan terjadinya banjir bandang dan tanah longsor beberapa tahun lalu tepatnya pada tanggal 2 November 2003 di Bukit Lawang menyebabkan ratusan rumah penduduk serta wisma-wisma penginapan di tepian Sungai Bahorok hancur lebur dan rusaknya pohon-pohon hutan hujan tropis yang berusia ratusan tahun.
                    Dampak dari banjir bandang ini mengakibatkan Bukit Lawang kehilangan keindahannya yang berdampak berkurangnya wisatawan yang datang berkunjung. Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk menjaga kebersihan juga membuat obyek wisata ini sangat tidak indah, dan hal ini mengakibatkan wisatawan juga mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan dari masyarakat sekitar, dengan membuang sampah sembarangan. Hal ini dapat dilihat saat wisatawan bersantai ditepian sungai bahorok, dengan membawa makanan mereka dan membuang sampahnya langsung ke sungai, padahal di situ sudah terdapat tempat sampah. Bukan hanya kekurangan dari segi kesadaran masyarakat maupun wisatawan, akan keindahan lingkungan sekitar obyek wisata, kekurangan obyek wisata ini juga adalah masih buruknya jalanan menuju obyek wisata ini yang masih berbatu-batu, padahal pemerintah Indonesia maupun Uni Eropa sudah membuat perhatian khusus atas  kawasan ini dan juga kurangnya fasilittas trasportasi umum di daerah tertentu untuk menuju kawasan wisata ini.

2.4   Cara Memasarkan Kawasan Wisata Bukit Lawang
                    Dalam usaha meningkatkan jumlah wisatawan di kawasan ini, pemerintah dan semua yang terlibat dan bekerja di kawasan wisata ini, harus memperhatikan cara mereka dalam memasarkan kawasan ini kepada masyarakat, sehingga masyarakat tertarik untuk mengunjungi tempat ini dan wistawan yang sudah berkunjung dapat memberikan informasi tentang kawasan wisata Bukit Lawang ke orang lain, dari mulut ke mulut melalui kunjungan mereka. Sebagi usaha dalam memasarkan kawasan wisata Bukit Lawang ini, mereka yang terlibat didalam harus mengetahui apa yang menjad daya tarik dari Bukit Lawang sebagai strategi dalam pemasaran. Dalam hal ini, strategi pemasaran yang harus dilakukan meliputi :
1.      Produk
Produk yang dijual oleh Bukit Lawang adalah jasa penginapan dengan menyewakan kamar-kamar layaknya seperti hotel pada umumnya. Ada beberapa jenis type kamar yang disewakan berupa kamar ekonomi, standar room, kamar vip.
2.      Kebijakan Promosi Bukit Lawang.
              Promosi merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan atau memberitahukan kepada konsumen produk yang ditawarkan, sehingga konsumen tertarik dan mau membeli produk yang diperkenalkan tersebut. Berbeda dengan barang pemasaran produk karena ini pelayanan jasa, maka barang tidak berwujud. Akan berwujud pada saat digunakan jasa tersebut.
Kebijakan promosi yang dilakukan oleh Bukit Lawang, meliputi:
a.      Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan alat promosi yang paling efektif untuk memperkenalkan barang/jassa  kepada konsumen secara tidak langsung. Periklanan yang dilakukan Bukit Lawang melalui media yaitu:
1.Periklanan melalui media massa.
        Periklanan melalui media masa yang digunakan pada umumnya adalah melalui media cetak lokal seperti surat kabar dan majalah.

b.      Promosi
        Promosi ini dilakukan untuk merangsang konsumen agar tertarik untuk melakukan pembelian. Kegiatan dilakukan melalui promosi penjualan adalah berupa pameran-pameran dan juga brosur. Bentuk lain promosi penjualan yang dilakukan adalah jasa pelayanan kamar, di mana mereka yang terlibat dalam penjualan jasa di Bukit Lawang, mau menerima masukan maupun keluhan dari penyewa. Sehingga dengan demikian pengguna jasa penginapan merasa terpuaskan, dan menjadi promosi secara tidak langsung kepada calon konsumen yang baru. Dan mereka yang terlibatpun berusaha untuk menimbulkan kepercayaan dan kesan yang baik dari konsumennya.

c.       Publisitas
        Publisistas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisistas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung  dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Disamping itu karena pesan publisitas dimasukan kedalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah radio, dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi. Dalam publisitas memberikan informasi yang lebih banyak dan terperinci dari pada iklan. Namun demikian karena tidak ada perjanjian dengan antara pihak yang diuntungkan dan pihak penyaji,maka pihak yang diuntungkan tidak dapat mengatur kapan publisitas ini akan disajikan atau bagaimana publisitas itu disajikan. Selain itu publisitas tidak mungkin diulang-ulang seperti iklan


BAB 3
METODE PENELITIAN

     3.1 Jenis Metode Penelitian
                       Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah menggunakan metode kualitatif . Tujuan penggunaan metode ini dirasa lebih efektif karena, penulis dapat mengumpulan data  melalui tulisan dan artikel yang ada terutama melalui internet. Hal ini dirasa lebih efektik, karena penulis tidak dapat terjun langsung ke tempat obyek wisata yang terdapat di Sumatera Utara

     3.2  Teknik Pengumpulan Data
     1.  Review kepustakaan (artikel review)
                  Kegiatan dilakukan dengan membahas beberapa artikel yang berkaitan langsung dengan operasional Ecolodge Bukit Lawang, buku-buku teks, majalah ilmiah, jurnal, serta sumber lainnya yang ada hubungannya dengan isi pembahasan.

    3.3  Sumber Data
                  Sumber data yang digunakan penulis adalah data sekunder, di mana penulis mengumpulkan data melalui artikel  atau tulisan-tulisan yang terdapat di internet.




 Name       : Retta Natalia 
class          : 3SA01
NPM         :16609316







Senin, 16 April 2012

Free sex among teenagers

In life of human being sex is necessary especially for couple who has married,because in doing sex they do process to birth they child as God say to people. Worthiness of sex is only apply for adult which has legitimate in their married do not apply for teenagers, but the conditions now is really contrast in life of human being. In this era technology people is easier to searching for informations and this situations make teenegers become uncontrol, they take advantages from technology but they do not choose where is the right to do or the bad they do not to do.

Almost of the teenagers are choose the bad thing from technology, such as watching porn movie by internet or from their mobile phone that they ask from their friends. The effects that they get after they watched that porn movie make them curious and for the firstly time they just curious and watching that movie to get satisfie, but after repeated actions that they do they become need to do like their watch and that push them to decide to do sex with their couple in their age which still teenage although they have known that it will be give worse for their future.

Free sex among teenagers can happen because they are not getting more love and attention  from their parents or their family, so when they meet with a wrong friends it can be easy to them to do bad things and when they friends asking to watch porn movie they can rejected their friends because they are afraid if they friends will avoid from them and without their conscious they have already trail of they friends. The fact because they are afraid will leave by their friends or their couple make them day by day trapped and do not regret doing sex in their age.

Quotes : We have our right to choose our friends and choose to do the right thing







Name : Retta Natalia
Class : 3 SA 01

Minggu, 08 Januari 2012

Obyek Wisata Indonesia


PANTAI PARANGTRITIS, YOGYAKARTA

Pantai Parangtritis adalah tempat wisata terbaik untuk menikmati sunset sambil having fun menaklukkan gundukan pasir dengan ATV (All-terrain Vechile) ataupun menyusuri pantai dengan bendi dalam senja yang romantis.
Parangtritis, Pantai Paling Terkenal di Yogyakarta
Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Jogja dan mudah dicapai dengan transportasi umum yang beroperasi hingga pk 17.00 maupun kendaraan pribadi. Sore menjelang matahari terbenam adalah saat terbaik untuk mengunjungi pantai paling terkenal di Yogyakarta ini. Namun bila Anda tiba lebih cepat, tak ada salahnya untuk naik ke Tebing Gembirawati di belakang pantai ini. Dari sana kita bisa melihat seluruh area Pantai Parangtritis, laut selatan, hingga ke batas cakrawala.
 Belum banyak orang tahu bahwa di sebelah timur tebing ini tersembunyi sebuah reruntuhan candi. Berbeda dengan candi lainnya yang terletak di daerah pegunungan, Candi Gembirawati hanya beberapa ratus meter dari bibir Pantai Parangtritis. Untuk menuju candi ini, kita bisa melewati jalan menanjak dekat Hotel Queen of the South lalu masuk ke jalan setapak ke arah barat sekitar 100 meter. Sayup-sayup gemuruh ombak laut selatan yang ganas bisa terdengar dari candi ini.
Pantai Parangtritis sangat lekat dengan legenda Ratu Kidul. Banyak orang Jawa percaya bahwa Pantai Parangtritis adalah gerbang kerajaan gaib Ratu Kidul yang menguasai laut selatan. Hotel Queen of the South adalah sebuah resort mewah yang diberi nama sesuai legenda ini. Sayangnya resort ini sekarang sudah jarang buka padahal dulu memiliki pemandangan yang sanggup membuat kita menahan nafas.
Sunset yang Romantis di Parangtritis
Ketika matahari sudah condong ke barat dan cuaca cerah, tibalah saatnya untuk bersenang-senang. Meskipun pengunjung dilarang berenang, Pantai Parangtritis tidak kekurangan sarana untuk having fun. Di pinggir pantai ada persewaan ATV (All-terrain Vechile), tarifnya sekitar Rp. 50.000 - 100.000 per setengah jam.
                                                                                  Name : Retta Natalia
                                                                                  Class  : 3 SA 01
                                                                                  NPM  : 16609316